Judul : I not stupid
Durasi : 105 menit
Critical
Review
Dalam film yang berjudul “i not
stupid” ini menceritakan tentang gambaran pendidikan yang menganut sistem
tingkat kepandaian. Maksudnya setiap
murid dikualifikasikan menurut kepandaian mereka dalam bidang matematika dan
bahasa inggris. Film pendidikan yang berdurasi 105 menit ini memiliki kesamaan
dalam pembelajaran pengetahuan untuk siswa tentang sistem yang dipakai setiap
sekolah, seperti halnya pemakaian kualifikasi menurut kepandaian siswa dalam
bidang matematika dan bahasa inggris, atau lain halnya dengan sekolah yang
menerapkan sistem acak, sehingga setiap kelas terdapat murid pandai, murid
sedang dan murid yang kurang pandai. Film ini dapat memberikan referensi bagi
penontonnya dalam bidang pengetahuan pendidikan.
Di negara kita
Indonesia, sudah jarang sekali menemukan sekolah yang memakai sistem seperti
yang diterapkan di film “i not stupid” ini. Kualifikasi yang ada di Indonesia
menggunakan kepandaian yang dibedakan menjadi dua yaitu ilmu exacta atau ilmu
sosial, itupun hanya ada di sekolah menengah atas (SMA) atau juga menurut
kemauan/kemampuan seni siswa sendiri
seperti sekolah menengah kejuruan (SMK) atau sekolah teknik menengah (STM). Dalam film ini, sekolah favorit yang ada di
Singapura ini dianggap sebagai sebuah penjara bagi murid yang berada ditingkat
level bawah. Mereka yang berada di level tersebut (EM3) sering mengalami
kekerasan dari murid level atas sendiri atau yang disebut dengan EM1, seperti
perlakuan tidak adil, diolok2, dan dikucilkan oleh kelas EM1. Di level EM3 diberi julukan dengan nama kelas
tanpa bakat yang mana murid-muridnya kurang pandai dalam ilmu matematika dan
bahasa inggris. Tidak hanya muridnya saja, tapi orang luar seperti wali murid
dari EM1 juga meremehkan keberadaan murid atau kelas EM3. Mereka dianggap sebagai seseorang tak mampu
untuk belajar dan memiliki pengaruh yang buruk bagi kehidupan murid EM1. Bahkan
gurunya sendiri juga meremehkan keberadaannya. Tetapi mereka memiliki keahlian
sendiri-sendiri, seperti kok pin yang pandai menggambar sejak kecil yang
akhirnya dapat membawa dia sebagai pelukis yang terkenal. Kemudian Terry yang
memiliki sikap sangat patuh kepada ibunya membuat dia terlihat kurang pandai
dihadapan teman-temannya tetapi kemampuan bahasa Chinanya sangat bagus. Yang
lainnya adalah boon hock yang sebenarnya pandai bila dia rajin belajar dan
mengasah pengetahuannya. Hasilnya, dia mendapatkan nilai matematika tertinggi
di kelas EM3 dengan nilai 92. Sebetulnya, setiap anak memiliki kemampuan atau
bakat masing-masing yang mungkin masih
terpendam yang memerlukan latihan secara teratur untuk mengasah dan memunculkan
bakat tersebut. Boon Hock mengajari kita tentang kerja keras tanpa putus asa
yang akan membawa pada keberhasilan di lain waktu. Setiap anak memiliki potensi
diri yang berbeda.
Disisi lain, film ini
kurang mengajarkan tentang pendidikan moral yang mana tercermin oleh kelakuan
para murid-murid kelas EM1 ataupun EM3. Mereka akan selalu membantah apa yang
dikatakan guru mengenai bahasa china atau pun yang berada di kelas EM3
bermasalah dengan pelajaran matematika dan bahasa inggris yang mana bagi
masyarakat Singapura, bila seseorang tidak memiliki atau kurang memiliki
kemampuan itu akan sulit bertahan di masyarakat. Dan memandang sebuah “gelar”
sebagai sesuatu yang sangat mempengaruhi jalanya kehidupannya kelak. Pendidikan
moral adalah suatu proses dimana individu mendapatkan pengajaran mengenai moralitas.
Menurut Durkheim dengan adanya pendidikan moral, akan dapat menolong anak-anak
mengembangkan sikap moral terhadap masyarakat. Durkheim melihat sekolah sebagai
salah satu institusi yang akan memberikan landasan sosial bagi moralitas
modern. Dalam film yang mengedepankan pendidikan matematika dan bahasa inggris
ini kurang atau bahkan tidak mengajarkan kepada muridnya tentang pendidikan
moral. Mereka senang dengan apa yang mereka lakukan atau denga kata lain,
mereka kurang memperhatikan nasehat gurunya. Padahal, durkheim juga melihat
ruang kelas sebagai tempat dimana kesadaran kolektif akan tercipta dengan
kekuatan yang cukup untuk menanamkan sikap moral. Ruang kelas bisa memberikan
pergaulan kolektif yang beragam dan penting dalam menciptakan representasi
kolektif. Hal ini akan memungkinkjan pendidikan hadir untuk hadir memproduksi
semua elemen moral.
Pendidikan moral tidak
hanya dapat dilakukan di ruang kelas tapi juga diluar kelas seperti rumah
ataupun lingkungan sekitar. Seperti yang dilakukan oleh Terry yang selalu
diajarkan tentang moralitas oleh ibunya. Dia hanya patuh dengan ibunya. Tetapi
pendidikan moral yang ditempa terlalu dalam akan menghasilkan perilaku yang
kurang baik. Terry menerapkan demikian, dy selalu patuh dengan ucapan orang
dewasa sehingga membuatnya dalam masalah besar. Di film ini tujuan pendidikan
moralitas tidak tercipta karena kurangnya pendidikan moralitas yang ada disana.
Film ini hanya mngedepankan gelar sebagai sesutau yang tinggi yang dihargai
oleh masyarakat. Tujuan pendidikan itu sndiri adalah pendidikan moralitas akan
memberikan individu kedisiplinan yang mereka butuhkan untuk mengendalikan nafsu
yang mengancam mereka, bisa mengembangkan suatu rasa pengabdian terhadap
masyarakat dan sistem moral dalam diri murid, dan peran pendidikan dalam
pengembangan otonomi, dimana kedisiplinan dinginkan secara sukarela dan
keterikatan terhadap masyarakat lahir dari persetujuan yang mencerahkan.
Pendidikan moral yang terdapat di film ini adalah melihat suatu “gelar“ sebagai alat yang dapat
mempertahankan individu dalam masyarakat, dimana individu tersebut akan
dipandang oleh masyarakat lain. Sedangkan individu atau masyarakat yang tidak memiliki
gelar akan diremehkan keberadaannya oleh masyarakat lainnya. Dalam suatu
jalannya pendidikan, pendidikan moral merupakan pendidikan awal bagi murid
untuk patuh terhadap guru. Sebenarnya mengajarkan moralitas bukan untuk
mendoktrin, akan tetapi untuk menjelaskan bagaimana pendidikan moral yang
sebenarnya. Sehingga bila pendidikan moral kurang diterapkan dimasyarakat,
masyarakat tersebut perlu melakukan reformasi terhadap sistem yang
dipakainya,bukan dari para filsuf atau sosiolog, tapi dari kekuatan masyarakat
itu sendiri dalam memahami moralitas.
Di dalam kacamata
sosiologi pendidikan, melihat permasalahan ini dari intelegensi seseorang yang
berbeda-beda. Intelegensi adalah tingkat kecerdasan seseorang. Individu dibagi
menjadi dua golongan, yaitu golongan cerdas dan golongan pintar. Golongan
cerdas adalah golongan yang memiliki kemampuan untuk merefleksikan keadaan atau
juga dipengaruhi oleh faktor gen. Sedangkan golongan pintar adalah golongan
yang memiliki kemampuan memahami sesuatu yang dapat dibentuk melalui
pembelajaran matteri secara tekun atau dapat juga melalui hafalan dan
pengalaman kehidupannya. Seperti yang ada disekolah favorit tersebut, yang
melihat seseorang dari tingkat intelegensinya. Sebenarnya seseorang memiliki
modal yang sama, hanya saja tergolong intelegensi yang mana, kalau digolongan
pintar, mereka hanya memerlukan sedikit atau banyak waktu untuk belajar
memahami permasalahan atau pelajaran. Sedangkan pada golongan cerdas memiliki
kemampuan merespon secara cepat suatu permasalahan atau pelajaran. Untuk
mengetahui seseorang dalam penguasaan materi, intelegensi terdapat test yang
dinamakan test Bjinet dan pengalaman yang berorientasi pada IQ seseorang. Dalam
kehidupan menggolongan keintelegensian seseorang dirasa perlu, karena individu
memiliki kemampuan yang berbeda-beda, Seperti yang digambarkan oleh film yang
berjudul “i not stupid” ini. Tetapi penggolongan yang dilakukan dalam film ini
kurang spesifik. Sehingga anak yang kurang pandai dalam matematika diharuskan
bisa menghadapi soal matematika dan bahasa inggris. Spesifikasi yang kurang
spesifik ini menjadi anak yang kurang pandai seperti kok pin memilih jalan yang
hampir salah yaitu bunuh diri. Tetapi motovasi guru juga menjadi syarat bagi
terciptanya semangat belajar seorang murid. Hal ini tercermin dari boon hock
yang masih mau mengasah kemampuannya yang akhirnya mendapatkan hasil yang
memuaskan. Segala sesuatu haruslah dipelajari dulu dan jangan putus asa
terlebih dahulu, karena selalu ada jalan bila kita mau berusaha. Dan Terry
sudah mampu memutuskan sesuatu yang besar dalam kehidupannya. Semua memang
melalui proses yang panjang ataupun singkat tetapi mendapatkan hasil yang
serupa. Kecerdasan seseorang tidak dapat dipaksakan tetapi dapat diasah melalui
metode yang berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar